Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] Rumah Antibanjir di Kelapa Gading | Tes Kejiwaan Remaja Pembunuh Bocah di Sawah Besar

Kompas.com - 10/03/2020, 07:39 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ancaman banjir yang terus menerus datang membuat salah seorang warga Kelapa Gading mencari solusi model rumah yang tepat.

Lelah fisik hingga banyak mengeluarkan biaya akibat banjir menjadi alasan Bagas Sweta Bhaskara mencari dengan sabar arsitek untuk membangun rumah impiannya yang mampu berkawan dengan air.

Hingga pada suatu waktu dia bertemu dengan seorang arsitek bernama Yu Sing.

Yu Sing memperkenalkan konsep hunian bagi kawasan rawan banjir. Menrut arsitek ini, air jangan dimusuhi. Manusia lah yang harusnya berkawan dengan air.

Baca juga: Seluruh Akses Menuju Kelapa Gading Terendam Banjir

Konsep ini diyakini pula oleh Bagas hingga akhirnya dia memutuskan merenovasi rumah menjadi rumah panggung dan berbagai komponen rumahnya yang dibuat seramah lingkungan mungkin.

Hasilnya, pada banjir awal tahun lalu, rumah Bagas tak ikut kebanjiran meski jalanan depan rumahnya banjir sekitar 50 cm.

Kisah inspiratif Bagas ini menjadi berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com.

Simak empat berita populer yang sudah kami ringkas untuk Anda:

1. Rumah inspiratif di Kelapa Gading

Bagas Sweta Bhaskara merupakan salah satu warga yang jadi saksi semakin parahnya banjir Kelapa Gading.

Ia mengaku sudah tinggal di Kelapa Gading sejak tahun 1982 bersama dengan keluarga besarnya.

"Jadi kami sekeluarga tinggal di sini sama Bapak Ibu itu tahun 1982-an. Dulu kita di tengah agak tinggi. Belum banyak bangunan-bangunan. Masih rawa-rawa dan sawah semua," kata Bagas saat ditemui di kediamannya.

Baca juga: Baru Kering Kemarin, Permukiman di Pegangsaan Dua Kelapa Gading Kembali Kebanjiran

Saat itu pun banjir sudah sering menggenangi kawasan Kelapa Gading.
Namun, kala itu, saat musim hujan, banjir hanya menggenangi jalanan tak sampai ke kediaman.

Perlahan, kawasan Kelapa Gading mulai jadi sasaran pembangunan.

Warga menguruk tanah basah Kelapa Gading untuk membangun rumah, toko, dan mal-mal seperti yang terlihat di hari ini.

Pembangunan-pembangunan itu pula yang membuat banjir Kelapa Gading semakin sering terjadi dan semakin tinggi.

Baca juga: Minta Anies Tak Tenggelamkan Kelapa Gading, Warga Tuntut Dana Banjir Dikembalikan

Sekitar tahun 2002-2003, banjir besar menenggelamkan Kawasan Kelapa Gading. Air yang semula jarang sampai masuk ke rumah Bagas, lain cerita di hari itu.

"Koleksi buku dulu sekitar 20-30 persen rusak lah. Rak buku, kan bagian bawahnya itu tertutup nah dari situ udah kenak banjir," ucap Bagas.

Saat itu lah mulai muncul ide untuk meninggikan rumah. Tapi, ide yang muncul hanya meningkatkan rumah menjadi beberapa lantai untuk mengamankan barang-barang.

Baca juga: Kenapa Banjir di Kelapa Gading Lama Surut? Ini Penjelasan Pemprov DKI

Sayangnya, di saat Bagas tengah mengumpulkan dana, banjir kembali menerjang rumahnya pada tahun 2005.

Setelah saat itu, Bagas melakukan solusi sementara dengan menaikkan barang-barang yang gampang rusak apabila terendam air ke loteng.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com