DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menilai, faktor ekonomi menjadi penyebab utama meningkatnya angka kekerasan terhadap anak di wilayah Depok.
Kasus kekerasan terhadap anak di Kota Depok meningkat selama pandemi Covid-19.
"Kalau saya melihat, beberapa kali ada kasus kekerasan itu ternyata persoalan yang terimpit persoalan ekonomi sehingga melakukan berbagai macam kekerasan," kata Kepala Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok Nessi Annisa Handari dalam keterangannya.
Baca juga: Wakil Wali Kota Depok Mempertanyakan Data Pelecehan Seksual Anak, Ini Penjelasan Kejaksaan
Nessi menyebutkan, impitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 membuat pelaku melakukan kekerasan terhadap anak.
Nessi menilai, kekerasan terhadap anak sering terjadi di lingkup masyarakat dengan ekonomi kurang mampu.
"Masalah ekonomi menyebabkan mereka menjadi ringan tangan, secara psikologis tertekan dan melakukan berbagai macam kekerasan," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Antonius PS Wibowo menyoroti angka kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia yang meningkat tajam.
"Secara nasional kejahatan seksual terhadap anak itu meningkat tajam dan modus baru yang semakin terlihat adalah yang berhubungan teknologi infomasi," kata Antonius di Kejaksaan Negeri Depok, Senin (29/11/2021).
Menurut dia, modus-modus kejahatan seksual yang terjadi kepada anak, yakni penyebaran foto pribadi korban.
Penyebaran foto pribadi korban dijadikan modus pemerasan.
Baca juga: Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak di Depok Meningkat, Ini yang Dilakukan Pemkot
"Itu modus baru yang semakin memperbanyak kejahatan seksual kepada anak dan perempuan," tambah Antonius.
Antonius tak membeberkan berapa jumlah kasus kejahatan seksual terhadap anak yang terjadi di Indonesia.
"Saya tidak ingat angka pastinya tapi secara kualitatif besar," kata Antonius.
Meskipun perlu penelitian lebih lanjut, ia menduga ada pengaruh pandemi Covid-19 terhadap peningkatan kasus kejahatan seksual anak di Indonesia.
Antonius melihat banyak orang yang harus berhubungan dengan teknologi informasi selama masa pandemi Covid-19.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.