Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Timbunan Sembako Presiden di Depok, Saat Semua Pihak Bantah Kerja Sama dengan JNE...

Kompas.com - 04/08/2022, 07:59 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah hampir sepekan sejak timbunan sembako bantuan sosial Presiden ditemukan terkubur di lapangan KSU, Kampung Serab, Tirtajaya, Sukmajaya, Kota Depok. 

Meski demikian, kasus temuan tumpukan sembako di dalam tanah sedalam 3 meter itu masih menyisakan misteri yang belum terjawab. 

Perusahaan ekspedisi JNE Express sejak awal mengakui mereka lah yang mengubur sembako itu karena rusak terkena hujan usai diambil dari gudang Bulog.  

JNE mengaku sudah mengganti sembako yang rusak itu. 

VP of Marketing JNE Express Eri Palgunadi menegaskan, tidak ada pelanggaran yang dilakukan JNE Express terkait penguburan sembako yang rusak itu.

"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ujar Eri.

Baca juga: JNE Akui Kubur Sembako Bantuan Presiden di Depok karena Rusak

Meski demikian, semua pihak terkait mengaku tak pernah bekerjasama dengan JNE dalam penyaluran bansos. 

Kemensos Hanya Kerjasama dengan Bulog

Kementerian Sosial (Kemensos) menyebut tak melakukan kerjasama dengan ekspedisi JNE dalam penyaluran sembako bansos presiden.

Hal itu dikatakan Inspektorat Jenderal Kemensos, Dadang Iskandar saat mengecek bansos presiden yang dikubur oleh JNE di Lapangan KSU, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok, Selasa (2/8/2022).

"Karena gini, pada saat penyaluran itu kan melalui Bulog. Kami tidak ada kerjasama dengan JNE," kata Dadang.

Baca juga: JNE Kubur Bansos Presiden di Depok, Kemensos: Kami Tidak Kerjasama dengan Ekspedisi Itu...

Lebih lanjut, Dadang menduga, sembako bansos presiden yang dikubur di Lapangan KSU bukan milik Kemensos.

Hal itu diperkuat karena tidak adanya label bertuliskan "Bantuan Presiden melalui Kemensos".

"Jadi diduga ini bukan barang milik Kemensos. Memang sama kemasannya, tapi tidak ada tulisannya," kata Dadang.

Bulog Kerjasama dengan PT DNR dan Pos Indonesia

Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) juga memastikan pihaknya tidak pernah bekerjasama dengan JNE untuk menyalurkan bantuan sosial presiden.

Kendati demikian, ia mengakui Bulog bekerjasama dengan dua perusahaan yakni PT DNR dan PT Pos Indonesia.

Buwas pun tak mempermasalahkan jika dua perusahaan itu melakukan sub kontrak dengan perusahaan lain dalam penyaluran bansos. 

"Mau dilaksanakan oleh Gojek (atau JNE) ya boleh-boleh saja. Yang penting sampai kepada sasaran dong," kata Buwas kepada Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Buwas Angkat Bicara, Tegaskan Bulog Tak Ada Kerja Sama dengan JNE Terkait Temuan Bansos Dikubur di Depok

Oleh karena itu, katanya, tidak jadi masalah apabila Kemensos tidak tahu soal penyaluran paket oleh JNE.

Buwas mengatakan, Kemensos pada prinsipnya hanya mengetahui bahwa bantuan itu sudah sampai ke sasaran, sementara penyalurannya diurus oleh Bulog selaku penanggung jawab.

"Itu kan tanggung jawab kita yang tahu. Prinsipnya adalah Kemensos berikan data penerima. Kemensos tahunya sampai ke penerima-penerima itu," ujar Buwas.

PT DNR juga Bantah Kerja Sama dengan JNE

Saat diperiksa polisi pada Senin (1/8/2022), pihak JNE mengakui bekerja sama dengan PT DNR dalam penyaluran sembako bantuan presiden itu.

”JNE bekerja sama dengan vendor, namanya PT DNR. DNR inilah selaku pemegang distribusi beras bansos dari pemerintah kepada masyarakat,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, dilansir dari Kompas.id, Selasa (2/8/2022).

Namun PT DNR membantah bekerja sama dengan JNE Express dalam penyaluran sembako bantuan sosial (Bansos) Presiden.

Baca juga: PT DNR Bantah Kerja Sama dengan JNE Terkait Penyaluran Sembako Bansos Presiden di Depok

Head of Corporate Communication PT DNR Ida Widayani menjelaskan, perusahaannya memang menjadi salah satu vendor sembako bansos untuk masyarakat terdampak Covid-19.

Dalam pelaksanaannya, proyek yang berlangsung pada periode September–Oktober 2020 itu berjalan tanpa bekerja sama dengan JNE Express.

"Dalam pelaksanaannya tidak bekerja sama dengan JNE sebagai pelaksana last mile delivery," ujar Ida dalam keterangannya, Rabu (3/8/2022).

Menanti Penjelasan Terbuka JNE

Sejak bansos yang dikubur itu ditemukan pada Jumat (29/7/2022) pekan lalu, JNE irit bicara.

Perusahaan itu baru sekali mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan bahwa penguburan bansos rusak itu sesuai prosedur.

Namun tak pernah ada penjelasan detil kapan penguburan itu dilakukan, termasuk dengan siapa mereka bekerjasama dalam penyaluran bansos itu. 

Baru pada Kamis (3/8/2022) siang ini, JNE akan menggelar konferensi pers untuk memberikan penjelasan resmi. 

Konferensi pers itu akan digelar pukul 14.00 WIB di Jakarta Utara. Hal itu diketahui dari undangan yang dibagikan tim Media Relations Departemen JNE Express kepada Kompas.com.

Baca juga: Bungkam Berhari-hari, JNE Beri Penjelasan Resmi soal Timbunan Bansos Presiden Kamis Besok

Dalam undangan itu disebutkan bahwa penjelasan akan disampaikan langsung oleh Presiden Direktur JNE Mohammad Feriadi Soeprapto, Vp of Marketing JNE Eri Palgunadi, serta kuasa hukum JNE Hotman Paris Hutapea.

Ada dua topik yang akan disampaikan dalam konferensi pers itu.

Pertama, JNE akan menyampaikan hak Jawab atas pemberitaan penimbunan paket bantuan sosial yang dikubur di Kawasan Kampung Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

Kedua, JNE bersama kuasa hukumnya juga akan menyampaikan somasi terbuka terhadap pihak-pihak yang dianggap telah melakukan fitnah.

JNE Jangan Mau Jadi Tumbal 

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mendorong JNE Express membeberkan fakta yang sebenarnya soal temuan sembako bansos presiden yang dikubur di Depok itu.

Trubus menilai bola panas soal temuan sembako presiden itu kini ada di tangan JNE. 

Pasalnya, publik saat ini tengah memojokkan perusahan bidang pengiriman dan logistik tersebut atas timbunan sambako bansos itu.

"Artinya, JNE secara ksatria harus secara transparan, akuntabel, dan berani membuka fakta," tutur Trubus kepada Kompas.com, Rabu (3/8/2022).

Baca juga: Minta JNE Beberkan Fakta Timbunan Sembako Bansos Presiden di Depok, Pengamat: Jangan Mau Jadi Tumbal

Menurut Trubus, pengakuan JNE nantinya akan menjadi titik masuk untuk mengungkap kebobrokan soal penyaluran bansos presiden yang selama ini terjadi.

"Mau tidak mau, JNE jangan mau jadi tumbal. Malah dia akan membunuh diri sendiri (kalau tidak terbuka) karena kepercayaan publik bisa hilang," kata dia.

Kronologi Penemuan Bansos

Penemuan sembako bantuan presiden ini bermula dari laporan seorang karyawan perusahaan JNE kepada Rudi Samin selaku pemilik lahan kosong itu.

Rudi pun lalu menyewa ekskavator dan menemukan timbunan sembako itu yang terkubur dalam tanah sedalam 3 meter pada Jumat (29/7/2022).

Lapangan KSU tempat penemuan sembako itu memang biasa digunakan untuk parkir kendaraan JNE.

Lokasi Gudang JNE juga berada persis di seberang lapangan tersebut.

Baca juga: Kronologi Terbongkarnya Timbunan Sembako Bantuan Presiden di Depok, Berawal dari Laporan Pegawai JNE

Dalam program Breaking News Kompas TV, Rudi Samin menyatakan penguburan bansos oleh JNE itu dilakukan tanpa sepengetahuan dirinya selaku pemilik lahan.

"Tidak pernah, sama sekali. Jangankan minta izin, jangankan untuk membayar lahan saya, itu tidak ada," ucap Rudi.

Rudi mengatakan, setidaknya ditemukan paket bansos sebanyak 3,6 ton dari hasil galian yang dilakukan. Namun galian terpaksa dihentikan karena bau yang menyengat. 

Rudi menduga masih ada paket bansos yang masih tertimbun di dalam tanah dan belum diangkat. Namun terkait hal itu, ia mengatakan akan menyerahkan kepada pihak kepolisian.

Rudi menambahkan, penimbunan itu tidak pernah diketahui olehnya selaku pemilik lahan karena dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

"Sengaja diam-diam, sembunyi-sembunyi, atau akal-akalan. Dan tukang galinya pun, tukang gali kuburan," tutur Rudi.

Baca juga: Sembako Bantuan Presiden Dikubur di Depok sejak 2020, Ini Pengakuan Penggali Tanahnya

Menurut Rudi, tukang gali pun tidak mengetahui tujuan lubang yang ia buat. Mereka hanya mengetahui penggalian untuk membuat lubang septic tank.

(Penulis: Chaerul Halim, Adhyasta Dirgantara, Tria Sutrisna, Ihsanuddin, Larissa Huda)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com