JAKARTA, KOMPAS.com - Sudi (54) sudah bertahun-tahun berjualan di Jalan Bekasi Timur IV, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Ia berjualan mi ayam di pinggir jalan yang dikenal Gang Mayong setiap Senin-Jumat pukul 09.00-18.00 WIB.
Meski sudah mengetahui lokasi itu rawan tawuran, Sudi enggan pindah dari sana.
"Setelah tahu suka ada tawuran, tetap enggak mau pindah sih. Cari lokasi dagang yang bagus susah juga soalnya di Jakarta," ujar Sudi di lokasi, Kamis (8/6/2023).
Baca juga: Mendambakan Gang Mayong yang Aman dan Damai Tanpa Tawuran...
Adapun Jalan Bekasi Timur IV lebih dikenal sebagai Gang Mayong. Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.
Namun, tawuran antara warga Gang Mayong RW 07 dan warga RW 08 sering terjadi di jalan itu. Alhasil, kawasan itu sering dilabeli Gang Mayong.
Selain sulit mencari lokasi berdagang yang strategis, pertemanan dengan pedagang lain juga menjadi alasan Sudi tetap bertahan di Gang Mayong.
"Di sini juga udah saling kenal sama pedagang lain, jadi mudah aja untuk dapat info tawuran," ungkap dia.
Sudi sudah berjualan di Jalan Bekasi Timur IV selama tujuh tahun.
Saat pertama kali menapakkan kaki di sana, ia tidak mengetahui bahwa kawasan yang dikenal sebagai Gang Mayong itu rawan tawuran.
Sudi hijrah dari Klaten, Jawa Tengah, ke Jakarta pada akhir 1989. Mulanya, ia ikut kerja dengan orang lain selama dua bulan.
Sejak saat itu, ia berdagang mi ayam di Jakarta Timur dengan orang lain. Pada 2016, lokasi dagangnya pindah ke Jalan Bekasi Timur IV.
"Waktu itu disuruh dagang di sini karena lokasinya strategis. Ini kan jalanan umum ya, jadi ramai orang," jelas Sudi.
Baca juga: Cerita Tukang Mi Ayam di Gang Mayong: Lokasinya Strategis, Ternyata Rawan Tawuran
Lambat laun, Sudi bisa berdagang mi ayam sendiri.
Selama berjualan di sana, Sudi tak pernah menjadi korban tawuran karena dagangannya selalu habis paling lambat pukul 18.00 WIB.
Namun, Sudi tetap waspada dan telah memikirkan berbagai cara untuk mengantisipasi jika tawuran pecah pada saat dia masih berjualan.
"Antisipasi tawuran sejauh ini cuma bersiap diri aja buat cepat beresin dagangan, kalau enggak sempat, ya amanin pendapatan hari itu aja," kata dia.
"Amit-amitnya kalau saya jadi korban salah sasaran, saya antisipasi pakai barang-barang di sekitar buat bela diri," sambung Sudi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.