Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Kompas.com - 18/06/2024, 18:04 WIB
Rizky Syahrial,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna menyarankan pemerintah membuat rumah susun (rusun) untuk warga Gang Venus, Tambora, Jakarta Barat.

Permukiman di kawasan tersebut dinilai tak layak huni lantaran warga yang tinggal terlalu padat.

"Harus ada pendataan dulu, apabila satu kilometer penduduk lebih dari 15.000 orang, itu wajib mendirikan rumah susun sewa," kata Yayat saat dikonfirmasi, Senin (17/6/2024).

Namun demikian, kata Yayat, kebijakan tersebut harus didahului dengan kesepakatan antara pemerintah dan warga. 

"Tapi berdasarkan kesepakatan dulu, dan masyarakat, bersedia kemudian baru dibangun," jelas Yayat.

Baca juga: Permukiman Lembap dan Minim Sinar Matahari, Warga Gang Venus Rawan Terkena Penyakit

Nantinya, untuk membujuk warga agar bersedia direlokasi ke rumah susun, pemerintah bisa menawarkan bantuan sosial (bansos).

"Pendekatan paling bagus, siapa yang tinggal di rumah susun, dapat bantuan sosial. Dapat BPJS, Kartu Indonesia Pintar, bantuan lansia, dan bantuan lain," tutur Yayat.

Yayat menilai, kepadatan rumah warga di Gang Venus menyebabkan kawasan tersebut rawan kebakaran. Sebab, warga harus menyalakan lampu terus menerus karena rumah mereka tertutup atap yang bertumpuk-tumpuk.

Pemakaian energi berlebihan inilah yang dinilai rawan menyebabkan kebakaran.

 

Selain itu, warga Gang Venus juga dinilai mudah terserang penyakit karena rumah-rumah di wilayah tersebut lembap akibat tak terjamah sinar matahari.

Sirkulasi udara di wilayah ini juga terbilang buruk. Sebab, ventilasi di rumah-rumah warga amat minim.

Atas kondisi tersebut, menurut Yayat, ada beberapa penyakit yang menghantui warga di Gang Venus, salah satunya penyakit tuberculosis (TBC) dan jamur.

"Karena tingkat kelembapan begitu tinggi, potensi penyakit salah satunya jamur, TBC, kebersihan sanitasi, penyakit rematik, dan lain-lain akan mudah menyerang karena kelembapan itu," jelasnya.

 

Diketahui, Gang Venus merupakan salah satu titik padat penduduk di Kawasan Tambora. Bahkan, sinar matahari seakan-akan ditolak masuk oleh atap-atap rumah warga yang terbuat dari seng.

Senggol menyenggol jadi hal lumrah di gang ini. Sebab, gerobak maupun sepeda motor terparkir di sisi kanan dan kiri jalan.

Baca juga: Lampu Terus Menyala karena Minim Cahaya Matahari, Gang Venus Tambora Dinilai Rawan Kebakaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com