JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna menyarankan pemerintah membuat rumah susun (rusun) untuk warga Gang Venus, Tambora, Jakarta Barat.
Permukiman di kawasan tersebut dinilai tak layak huni lantaran warga yang tinggal terlalu padat.
"Harus ada pendataan dulu, apabila satu kilometer penduduk lebih dari 15.000 orang, itu wajib mendirikan rumah susun sewa," kata Yayat saat dikonfirmasi, Senin (17/6/2024).
Namun demikian, kata Yayat, kebijakan tersebut harus didahului dengan kesepakatan antara pemerintah dan warga.
"Tapi berdasarkan kesepakatan dulu, dan masyarakat, bersedia kemudian baru dibangun," jelas Yayat.
Baca juga: Permukiman Lembap dan Minim Sinar Matahari, Warga Gang Venus Rawan Terkena Penyakit
Nantinya, untuk membujuk warga agar bersedia direlokasi ke rumah susun, pemerintah bisa menawarkan bantuan sosial (bansos).
"Pendekatan paling bagus, siapa yang tinggal di rumah susun, dapat bantuan sosial. Dapat BPJS, Kartu Indonesia Pintar, bantuan lansia, dan bantuan lain," tutur Yayat.
Yayat menilai, kepadatan rumah warga di Gang Venus menyebabkan kawasan tersebut rawan kebakaran. Sebab, warga harus menyalakan lampu terus menerus karena rumah mereka tertutup atap yang bertumpuk-tumpuk.
Pemakaian energi berlebihan inilah yang dinilai rawan menyebabkan kebakaran.
Selain itu, warga Gang Venus juga dinilai mudah terserang penyakit karena rumah-rumah di wilayah tersebut lembap akibat tak terjamah sinar matahari.
Sirkulasi udara di wilayah ini juga terbilang buruk. Sebab, ventilasi di rumah-rumah warga amat minim.
Atas kondisi tersebut, menurut Yayat, ada beberapa penyakit yang menghantui warga di Gang Venus, salah satunya penyakit tuberculosis (TBC) dan jamur.
"Karena tingkat kelembapan begitu tinggi, potensi penyakit salah satunya jamur, TBC, kebersihan sanitasi, penyakit rematik, dan lain-lain akan mudah menyerang karena kelembapan itu," jelasnya.
Diketahui, Gang Venus merupakan salah satu titik padat penduduk di Kawasan Tambora. Bahkan, sinar matahari seakan-akan ditolak masuk oleh atap-atap rumah warga yang terbuat dari seng.
Senggol menyenggol jadi hal lumrah di gang ini. Sebab, gerobak maupun sepeda motor terparkir di sisi kanan dan kiri jalan.
Baca juga: Lampu Terus Menyala karena Minim Cahaya Matahari, Gang Venus Tambora Dinilai Rawan Kebakaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.