Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Maling "Gentayangan" di Rusunawa Marunda, Nekat Curi Semua Isi Rusun Secara Terang-terangan

Kompas.com - 19/06/2024, 09:20 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

Chandra mengatakan, puluhan orang yang memukulinya itu adalah warga sekitar Rusunawa Marunda.

Kejadian itu terjadi saat Chandra sedang berjaga di pos sekuriti. Tiba-tiba gerombolan orang itu menyerang dan memukulinya.

"Habis muka biru lebam semua, di kepala juga ada, karena ada yang memukul saya dari belakang dengan menggunakan gagang kain pel," ucap Chandra.

Usai kejadian, Chandra langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Darurat (RSUD) Koja, Jakarta Utara.

Biaya pengobatan Chandra saat itu ditanggung oleh kepala rusunawa, sedangkan para pelaku melarikan diri begitu saja.

Atas kejadian itu, Chandra sudah melaporkannya ke Polres Metro Jakarta Utara. Sampai saat ini, proses hukum itu masih berjalan dan sudah di tahap mediasi antara Chandra dan para pelaku.

Sulit cegah pencurian karena tak ada pagar

Chief Sekuriti Rusunawa Marunda bernama Carman mengatakan, pihak sekuriti rusun kesulitan mencegah aksi pencurian barang-barang di Klaster C lantaran tak ada pagar di Rusunawa Marunda.

Baca juga: Sekuriti Mengeluh Kesulitan Cegah Aksi Pencurian karena Tak Ada Pagar di Rusunawa Marunda

"Pagar-pagar itu udah jebol, belum ada perbaikan. Contohnya, kaya blok D, ini kan kantor UPRS (unit pengelola rumah susun) harusnya ada pagarnya, cuma ini kan bolong semua, dari sudut mana pun bisa orang masuk," kata Carman saat dijumpai Kompas.com di lokasi, Kamis.

Carman menjelaskan, mulanya Rusunawa Marunda memiliki pagar. Namun, pagar tersebut dijebol maling sampai tak ada lagi yang tersisa.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, sekeliling Rusunawa Marunda memang tidak berpagar seperti rusun lainnya.

Hal itulah yang membuat tak ada batasan antara wilayah rusunawa dengan lingkungan di sekitarnya.

Setiap orang bisa masuk dari mana pun tanpa harus melewati pos sekuriti di rusunawa tersebut.

Oleh sebab itu, para petugas keamanan sulit mencegah aksi penjarahan di klaster C Rusunawa Marunda.

"Dibilang sulit ya enggak, dibilang enggak, ya, sulit. Sebenarnya, karena ini rusun terlalu luas, dan akses masuk orang-orang luar ini banyak, enggak satu pintu, yang menjadi sulit sebenarnya itu," ucap Carman.

Penghuni rusunawa yang banyak juga membuat Carman kesulitan membedakan mana warga rusunawa, mana warga asing yang ingin mencuri.

(Penulis: Shinta Dwi Ayu | Editor: Fitria Chusna Farisa, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Akhdi Martin Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com