Para pencuri akhirnya tak lagi datang setelah semua bangunan di blok C Rusunawa Marunda kosong melompong dan tak ada yang bisa diambil lagi.
Aksi pencurian barang-barang di Rusunawa Marunda Klaster C yang dilakukan pada siang hari membuat warga terheran-heran. Para pencuri itu seolah tak segan menjarah isi unit rusun tersebut.
"Kadang ngambilnya bisa siang, pagi atau malam. Mereka (maling) terang-terangan," kata seorang warga Rusunawa yang tak mau disebut namanya, Kamis (13/6/2024).
Warga juga mempertanyakan keberadaan pengelola rusunawa saat pencurian itu terjadi.
Pasalnya, pencurian aset di klaster C tidak dilakukan hanya sehari, melainkan dalam dua bulan berturut-turut.
Baca juga: Penjarahan Rusunawa Marunda Dilakukan Terang-terangan, Warga Pertanyakan Keberadaan Pengelola
Sementara berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, jarak antara klaster C dengan pos sekuriti dan kantor pengelola tidak terlalu jauh.
Menurut warga, pengelola diduga membiarkan begitu saja aksi pencurian rusunawa di klaster C hingga semua asetnya abis tak tersisa.
"Ya, saya enggak tahu ya, apakah oknum itu dapat uang rokok atau gimana. Ya, cuek aja pelaku mah ambil dan bawa (aset rusunawa)," sambung dia.
Eks Kepala Satuan Pelaksana Penertiban UPRS Wilayah II DKI Jakarta Salfar Ridwan membenarkan aksi penjaharan yang terjadi pada siang hari.
"Benar, ada juga di siang hari meski intesitasnya lebih sedikit," kata Salfar saat dihubungi, Kamis.
Salfar mengaku sudah menegur langsung para pelaku pemcurian.
"Justru karena saya sudah sangat kesal, sudah secara persuasif kami melakukan peneguran, sampai dengan memberikan contoh bahwa adanya mobil pengangkut barang dari luar rusun yang kami serahkan ke polsek," ucap Salfar.
Saat itu, Salfar juga meminta agar para sekuriti bisa lebih tegas dalam mencegah terjadinya pencurian aset di klaster C, tetapi tak juga berhasil.
Baca juga: Sekuriti Rusunawa Marunda Pernah Dipukuli Saat Cegah Aksi Pencurian
Chandra, sekuriti di Rusunawa Marunda, mengaku pernah dipukuli puluhan orang saat mencegah aksi pencurian di lokasi tersebut.
"Pada saat pengeroyokan kurang lebih ada 30 orang. Tapi, yang melakukan pemukulan terhadap saya dan saya tahu itu, saya laporkan lima orang, karena saya tidak tahu namanya," kata Chandra saat diwawancarai oleh Kompas.com di Rusunawa Marunda, Kamis.