Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Kompas.com - 29/06/2024, 07:42 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

Padahal, kata Petrus, Kusnadi sama sekali tidak mengetahui persoalan terkait Harun Masiku.

“Itulah yang membuat dia kemudian merasa terancam. Ya bahkan bayangan dia pada waktu itu, jangan-jangan sebentar lagi diberi rompi dan diborgol,” ucap Petrus.

Dapat ancaman

Kusnadi juga mengaku mendapat ancaman dari KPK usai melaporkan penyidik lembaga antirasuah itu ke Bareskrim Polri dan Komnas HAM.

Pasalnya, kata Petrus, KPK menilai laporan kliennya ke kedua lembaga tersebut merupakan upaya menghalangi penyidikan kasus pelarian Harun Masiku.

“Bahkan dengan perkembangan terakhir, Kusnadi, Hasto Kristiyanto, bahkan kuasa hukum Kusnadi, mendapat semacam ancaman dari KPK,” ujar Petrus.

“Bahwa perbuatan meminta perlindungan hukum dan mengadukan KPK ke Komnas HAM, Bareskrim, bahkan mungkin juga ke LPSK ini sebagai perbuatan merintangi penyidikan,” kata dia lagi.

Ditelaah

Sementara, Wakil Ketua LPSK Sri Suparyati mengatakan, pihaknya akan mengkaji permintaan perlindungan yang diajukan Kusnadi.

“Ya itu, yang akan kami coba untuk bahas kembali, telaah,” ujar Sri di kantornya, Jumat.

Baca juga: Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Sri tidak bisa memberikan jawaban secara pasti kapan LPSK bisa menyelesaikan pengkajian. Namun, menurutnya, terbuka kemungkinan LPSK meminta keterangan dari Kusnadi atau Hasto terkait ini.

“Kita kan punya prosedur dan standard operating procedure (SOP)-nya 30 plus 30 ya. Tapi, dalam proses penelaahan itu juga, kami juga akan mewawancarai Pak Kusnadi, mungkin juga Pak Hasto,” kata Sri.

Kendati demikian, LPSK dapat memberikan perlindungan darurat jika Kusnadi mendapatkan ancaman yang intensitasnya tinggi.

Namun, kata Sri, sejauh ini pihaknya belum menemukan adanya intimidasi terhadap Kusnadi.

“Pak Kusnadi hanya mengatakan bahwa pemanggilan terhadap dirinya itu juga diberikan kepada istrinya, itu saja. Belum ada intimidasi yang cukup tinggi ya, intimidasi telepon, atau pun WhatsApp, atau pun ancaman, itu belum ada,” pungkas Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bocah Laki-laki Tewas Tertabrak di Tol Cijago, Polisi Segera Lakukan Gelar Perkara

Bocah Laki-laki Tewas Tertabrak di Tol Cijago, Polisi Segera Lakukan Gelar Perkara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 3 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 3 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ribuan Buruh Akan Demo di Depan Istana Negara Menyoal PHK Industri Tekstil | Pemprov DKI Tertibkan Pengungsi WNA

[POPULER JABODETABEK] Ribuan Buruh Akan Demo di Depan Istana Negara Menyoal PHK Industri Tekstil | Pemprov DKI Tertibkan Pengungsi WNA

Megapolitan
Tanggal 5 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Pencuri Sepeda Motor di Bogor Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Pencuri Sepeda Motor di Bogor Ditembak Polisi

Megapolitan
Libatkan Selebgram, Polresta Bogor Bentuk Tim Khusus untuk Berantas Judi Online

Libatkan Selebgram, Polresta Bogor Bentuk Tim Khusus untuk Berantas Judi Online

Megapolitan
Melebihi Target, Program Khitan Massal PAM Jaya Diikuti 521 Anak dari Wilayah Jakarta

Melebihi Target, Program Khitan Massal PAM Jaya Diikuti 521 Anak dari Wilayah Jakarta

Megapolitan
Polda Metro Jaya Ambil Alih Seluruh Laporan Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Polda Metro Jaya Ambil Alih Seluruh Laporan Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Polisi: Kakak-Adik di Jaktim Rencanakan Pembunuhan Pedagang Perabot

Polisi: Kakak-Adik di Jaktim Rencanakan Pembunuhan Pedagang Perabot

Megapolitan
Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku dan Tetangga Sempat Mencegah

Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku dan Tetangga Sempat Mencegah

Megapolitan
Heru Budi Kembalikan Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR ke Tempat yang Layak

Heru Budi Kembalikan Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR ke Tempat yang Layak

Megapolitan
Dishub Jaksel Terus Tertibkan Jukir Liar di Minimarket

Dishub Jaksel Terus Tertibkan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Enam Kios di Belakang Terminal Kampung Rambutan Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Gas

Enam Kios di Belakang Terminal Kampung Rambutan Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Gas

Megapolitan
Meski Sulit Cari Uang, Sopir Bajaj di Grogol Percaya Pendidikan Investasi Terbaik untuk Anak

Meski Sulit Cari Uang, Sopir Bajaj di Grogol Percaya Pendidikan Investasi Terbaik untuk Anak

Megapolitan
Motif Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Bunuh Ayahnya Sendiri, Sering Dipukuli dan Tak Diberi Makan

Motif Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Bunuh Ayahnya Sendiri, Sering Dipukuli dan Tak Diberi Makan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com