Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Penghasilan di Ojek "Online", Endang Kembangkan Pesantren di Bogor

Kompas.com - 28/02/2017, 22:38 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Nasib Endang Irawan (45) sedikit berubah. Semenjak bergabung dengan ojek online, cobaan yang dahulu dirasakan tak lagi terjadi, malahan dari profesinya, Endang mampu mengembangkan pondok pesantrennya, Nurul Iman di kawasan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

"Cobaan selalu datang, tapi Allah pasti memberikan selalu kasih cobaan melalui hambanya," ucap Endang mengawali cerita itu, Selasa (28/2/2017).

Dua tahun silam, keluarganya hanya memiliki uang Rp 800 ribu. Uang itupun kemudian ia belikan beras untuk makan anak asuhnya. Sisa uang itupun kemudian ia daftarkan untuk bergabung dengan GoJek dan diterima.

Sebagai driver GoJek sejumlah orang ia temui. Perlahan dan pasti berkah datang sendiri bagi pesantren. Saat mendapatkan order-an dan mengantar, Endang kerap menceritakan soal pesantrennya. Hal itu bukan untuk meminta sumbangan, melainkan hanya sekedar bercerita sambil mengisi waktu sambil di perjalanan.

Namun tak disangka, hal itulah yang membawa rezeki bagi Pondok Pesantren Nurul Iman tersebut. Tak sedikit pelanggan yang kerap memberikan uang lebih dengan tujuan didonasikan kepada pondok pesantren yang terletak di Gunung Putri, Bogor, tersebut.

"Meskipun tidak semua memberikan sumbangan, tapi banyak yang ikut mendoakan. Saya yakin kekuatan dengan doa itu," ujar laki-laki yang akrab dipanggil Soplo tersebut.

Salah satu hal yang paling berkesan adalah ketika dia tanpa sadar menerima order dari seorang anggota kepolisian. Hingga kini, anggota polisi yang tidak mau disebut identitasnya tersebut aktif memberikan donasi sebesar Rp 350 ribu setiap bulannya selama satu tahun terakhir.

"Bahkan namanya pun tidak tahu, cuma tahu dia anggota di Polda Metro Jaya," kata Endang.

Begitupun saat perayaan Idul Adha 1437 H yang jatuh pada September 2016 lalu. Dia menerima sumbangan 4 ekor kambing untuk pesantrennya dari pelanggan yang pernah dia antar.

Karena itu, dia mengaku keputusannya menjadi driver ojek online merupakan berkah untuk dirinya maupun pondok pesantren yang dia bina.

Beberapa waktu lalu, Endang masih bekerja sebagai teknisi di bidang kelistrikan selain menerima order pelanggan GoJek. Namun kini dia memutuskan untuk fokus di GoJek karena lebih fleksibel dalam hal jam kerja. Kondisi itu dianggap sebagai keuntungan karena Endang bisa lebih leluasa mengurus pondok pesantren yang dia dirikan.

Saat ini, pondok pesantren itu sudah memiliki 120 santri dengan usia antara 9 hingga 20 tahun. Bahkan ada beberapa santri yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur, Sumatera, dan Kalimantan, berkat informasi dari mulut ke mulut. Pesantren itu pun sudah mampu melahirkan 10 orang penghapal Al-Quran.

"Enam orang yang masih ada di pesantren, karena aturannya mereka harus membantu santri lain selama tiga bulan, baru bisa dapat ijazah," kata Endang.

Sebagai driver GoJek dia pun memberikan ‘keistimewaan’ bagi anak-anak rekannya sesama driver yang telah meninggal dunia saat bertugas. Anak-anak driver GoJek akan diberikan beasiswa penuh selama menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Iman.

"Kami selalu terbuka untuk mereka (anak-anak driver GoJek yang meninggal dunia), yang penting mereka cukup belajar dengan baik saja," tutup Endang. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)

Kompas TV Menakar Prospek Saham Transportasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usung Marshel Widianto, Gerindra Serahkan Kursi Bakal Cawalkot Tangsel ke Koalisi

Usung Marshel Widianto, Gerindra Serahkan Kursi Bakal Cawalkot Tangsel ke Koalisi

Megapolitan
Sapu Bersih Judi Online, Pemkot Jakut Juga Akan Razia HP ASN

Sapu Bersih Judi Online, Pemkot Jakut Juga Akan Razia HP ASN

Megapolitan
Hadirnya Marshel Widianto Disebut Cuma Muluskan Kemenangan Petahana Pilkada Tangsel, Gerindra: Kami Akan Tunjukkan Keseriusan

Hadirnya Marshel Widianto Disebut Cuma Muluskan Kemenangan Petahana Pilkada Tangsel, Gerindra: Kami Akan Tunjukkan Keseriusan

Megapolitan
Berantas Judi Online, Walkot Depok-Forkopimda Koordinasi untuk Gelar Sidak

Berantas Judi Online, Walkot Depok-Forkopimda Koordinasi untuk Gelar Sidak

Megapolitan
Polisi Ajukan Surat Permohonan Pemblokiran 27 Situs Judi Online ke Kominfo

Polisi Ajukan Surat Permohonan Pemblokiran 27 Situs Judi Online ke Kominfo

Megapolitan
Polisi Bisa Periksa Ulang Teman dan Kerabat Akseyna, Mahasiswa UI yang Tewas 9 Tahun Lalu

Polisi Bisa Periksa Ulang Teman dan Kerabat Akseyna, Mahasiswa UI yang Tewas 9 Tahun Lalu

Megapolitan
Pemkot Jakut Minta Pengurus RT dan RW Awasi Warga Agar Tak Terjerumus Judi Online

Pemkot Jakut Minta Pengurus RT dan RW Awasi Warga Agar Tak Terjerumus Judi Online

Megapolitan
Kakak Beradik di Bogor Rekrut 70 Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Kakak Beradik di Bogor Rekrut 70 Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Polisi Tangkap Perekrut Selebgram untuk Promosikan Judi Online di Bogor

Polisi Tangkap Perekrut Selebgram untuk Promosikan Judi Online di Bogor

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diduga Diculik Saat Orangtua Pergi ke Pasar

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diduga Diculik Saat Orangtua Pergi ke Pasar

Megapolitan
Pengamat Nilai Duet Anies-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta Tetap Menjual karena Faktor Anies

Pengamat Nilai Duet Anies-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta Tetap Menjual karena Faktor Anies

Megapolitan
Kasus Bus Wisata Kena Pungli Jukir Liar, Heru Budi Klaim Ada Tim yang Awasi 100 Titik Parkir

Kasus Bus Wisata Kena Pungli Jukir Liar, Heru Budi Klaim Ada Tim yang Awasi 100 Titik Parkir

Megapolitan
Gara-gara Rokok, Gudang Cat di Kelapa Gading Terbakar

Gara-gara Rokok, Gudang Cat di Kelapa Gading Terbakar

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Heru Budi Minta Warga Saling Jaga Anak-anak

Bocah Tewas Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Heru Budi Minta Warga Saling Jaga Anak-anak

Megapolitan
Bawaslu Tingkat Kota DKI Tak Punya Ruang Gakkumdu, Dikhawatirkan Berdampak pada Pelaksanaan Pilkada 2024

Bawaslu Tingkat Kota DKI Tak Punya Ruang Gakkumdu, Dikhawatirkan Berdampak pada Pelaksanaan Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com