Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

110 Hektar hingga 7.000 Ton Sampah Per Hari, Ini 5 Fakta TPST Bantargebang

Kompas.com - 22/10/2018, 18:39 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com – Urusan tempat pembuangan sampah menjadi permasalahan setiap wilayah, terlebih bagi kota besar yang memiliki produksi sampah tinggi seperti Jakarta.

Pada Minggu (21/10/2018), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyayangkan sikap Pemerintah Kota Bekasi yang mempermasalahkan dana kemitraan atau hibah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

Secara administratif wilayah TPST Bantargebang terletak di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Secara khusus, TPST Bantargebang terdapat di tiga kelurahan, yakni Kelurahan Ciketing Udik, Sumur Batu, dan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.

Meskipun terletak di Kota Bekasi, namun status tanah dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sebelumnya TPST Bantargebang dikelola oleh PT Godang Tua Jaya (GTJ). Namun, sejak September 2016 beralih dikelola oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

Berikut lima fakta seputar TPST Bantargebang, seperti dikutip dari situs Unit Pengelola Sampat Terpadu Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Terbesar di Indonesia

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang menjadi TPST terbesar yang ada di Indonesia dengan luas total 110,3 hektar.

Luasnya jauh lebih besar dari TPST di kota lain, misalnya TPST Piyungan di Yogyakarta, TPST Mulyo Agung Bersatu di Malang, dan TPST Seminyak di Bali.

Baca juga: Pemkot Bekasi Harap DKI Tak Hanya Beri Kompensasi untuk Bantargebang, tetapi...

Lima zona

TPST ini terbagi menjadi sejumlah blok. Dari luas total yang ada, 81,91 persen difungsikan aktif sebagai tempat pembuangan sampah yang terbagi menjadi lima zona lahan urug sanitar.

Sementara sisanya, atau 19,09 persen digunakan untuk sarana, seperti akses masuk, jalan ke kantor, dan instalasi pengolahan Lindi.

Volume sampah

Truk-truk pengangkut sampah dari DKI Jakarta mengantre untuk membuang sampah di TPST Bantargebang, Senin (27/6/2016).Nursita Sari Truk-truk pengangkut sampah dari DKI Jakarta mengantre untuk membuang sampah di TPST Bantargebang, Senin (27/6/2016).

Setiap hari, jumlah volume sampah  yang masuk ke TPST Bantargebang sebanyak 6.500 – 7.000 ton dari Provinsi DKI Jakarta.

Kemudian, sampah itu dipilah. Ada yang akan diproduksi menjadi kompos ada juga yang akan dipadatkan hingga menjadi bukit sampah.

Untuk menjadi kompos, sampah-sampah akan melalui sejumlah proses panjang hingga akhirnya siap didistribusikan.

Ribuan pemulung

Gerobak-gerobak bermuatan sampah menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (3/11).KOMPAS/PRIYOMBODO Gerobak-gerobak bermuatan sampah menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (3/11).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com