JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memukul hampir semua sektor usaha di Indonesia. Sektor jasa, terutama yang bergerak di industri makanan dan minuman, pun mengalami penurunan omzet.
Para pelaku usaha juga harus memutar otak dan mengubah strategi penjualan. Banyak di antaranya yang berusaha bertahan dengan melakukan strategi jemput bola ke pelanggan.
Hal ini diketahui dari beragam unggahan di media sosial mengenai karyawan restoran yang harus bertugas menawarkan makanan yang diproduksi, bahkan hingga di pinggir jalan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Krisnandi mengatakan, strategi tersebut dilakukan karena keadaan yang memaksa.
Baca juga: Pemprov DKI Tutup 72 Unit Usaha karena Langgar PSBB, Mayoritas Restoran
Seperti diketahui, pelanggan yang datang ke restoran mulai berkurang. Krisnandi menyatakan, restoran juga sudah kehabisan akal untuk menjual makanan.
Menurut dia, jika tidak ada pembeli yang datang ke restoran, strategi yang dilakukan adalah mendatangi pelanggan.
Strategi bertahan ini dilakukan juga oleh jaringan restoran ternama di Indonesia.
Salah satu pekerjanya, Ifan Dondy (18), menceritakan bahwa pandemi memberikan dampak, khususnya di sektor usaha makanan. Outlet tempatnya bekerja mengalami penurunan omzet.
Menurut dia, semua karyawan mendapatkan bagian untuk menjual makanan secara langsung ke konsumen.
Berbekal banner dan motor dari perusahaan, Ifan mendatangi pusat-pusat keramaian.
Tugas ini membuat jam kerjanya tidak menentu.
Apabila jatah makanan yang ia bawa bisa habis dalam sekejap, Irfan bisa langsung pulang. Namun, jika makanan yang ia bawa tak langsung terjual maka dia harus menunggu hingga malam.
"Kebijakannya sehari kami harus keluar. Kalau pizanya sudah enggak terlalu dingin, maksimal jam 22.00. Habis enggak habis, kami bawa pulang," ucap Ifan kepada Kompas.com, Rabu (7/10/2020).
Banyak suka duka yang ia alami selama menjual makanan dengan sistem jemput bola seperti ini.
Ifan mengatakan, pada awalnya dia merupakan karyawan yang bekerja di bagian pengantaran makanan ke pelanggan.
Namun, selama pandemi, tugasnya bertambah dengan menjual piza langsung di pinggir jalan kepada pelanggan. Semua karyawan, kata Ifan, mendapatkan bagian untuk menjual langsung makanan yang diproduksi.