Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merawat Mereka yang Terabaikan...

Kompas.com - 21/06/2016, 16:06 WIB

KOMPAS.com - Kematian sang ayah di pengujung tahun 2000 membuat jiwa Delni terguncang. Dia kerap berhalusinasi, berteriak tanpa kendali, hingga kabur dari rumah.

Lima tahun berlalu, pihak keluarga akhirnya menitipkan Delni di panti rehabilitasi kejiwaan Yayasan Galuh demi kesembuhan jiwanya.

Sebelas tahun berlalu. Delni yang kini berusia 45 tahun terlihat begitu tenang.

Usai menunaikan shalat Tarawih berjemaah, Sabtu (18/6/2016) malam, ia merapikan karpet yang digunakan untuk beribadah dan mengembalikannya ke mushala.

”Rasanya hati tenang kalau sudah selesai shalat dan mengaji,” ujar Delni, saat ditemui di halaman Yayasan Galuh di Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.

Delni merupakan salah satu penderita gangguan jiwa yang dirawat di yayasan itu.

Setiap hari setelah menyantap hidangan buka puasa, ia bersama beberapa pasien lain membersihkan ruang makan dan merapikan meja-kursi.

”Delni sudah hampir 80 persen pulih, makanya bisa diajak bersih-bersih ruangan,” kata Nina Mardiana, Sekretaris Yayasan Galuh.

Saat ini terdapat 370 pasien, terdiri dari 290 laki-laki dan 80 perempuan, yang dirawat di Yayasan Galuh.

Dari jumlah itu, hanya 25 persen yang ditengok secara rutin oleh keluarga serta mendapatkan dukungan material dan moral.

”Hanya seperempat dari seluruh pasien yang keluarganya memberikan bantuan dana kepada yayasan. Paling besar sekitar Rp 1 juta per bulan,” ucap Nina.

Semua pasien ditempatkan dalam 14 bangsal terpisah di bangunan dua lantai.

Setiap bangsal berukuran sekitar 5 meter x 6 meter dan dihuni 20-30 orang. ”Kalau bangsal tak muat, mereka (pasien) kadang tidur di aula,” kata Nina lagi.

Selain yang dititipkan keluarga, ada juga pasien yang diambil dari jalanan. Seperti Ilham, pasien asal Papua, yang dititipkan polisi ke Yayasan Galuh karena mengamuk di satu jalan di daerah Jatiasih, Kota Bekasi, dua bulan silam.

Ilham yang mengadu nasib ke Ibu Kota diduga depresi karena belum mendapatkan pekerjaan. Uangnya habis dicopet.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Usulkan Heru Budi 'Nyagub', Pengamat: Persoalannya Apakah Selama Menjabat Punya Citra Baik

Demokrat Usulkan Heru Budi "Nyagub", Pengamat: Persoalannya Apakah Selama Menjabat Punya Citra Baik

Megapolitan
Bapanas Uji Lab Komoditas Pangan di Pasar Bogor, Hasilnya Negatif Formalin hingga Pestisida

Bapanas Uji Lab Komoditas Pangan di Pasar Bogor, Hasilnya Negatif Formalin hingga Pestisida

Megapolitan
Puslabfor Polri Ambil CPU dan Printer dari Gudang Perabot Jatiasih yang Terbakar

Puslabfor Polri Ambil CPU dan Printer dari Gudang Perabot Jatiasih yang Terbakar

Megapolitan
Rumah Terbakar di Kampung Padat Penduduk Tanah Abang Ternyata Toko Parfum

Rumah Terbakar di Kampung Padat Penduduk Tanah Abang Ternyata Toko Parfum

Megapolitan
Warga Protes, Heru Budi Minta Disdik Percepat Pencairan KJP Plus

Warga Protes, Heru Budi Minta Disdik Percepat Pencairan KJP Plus

Megapolitan
Soal Gibran Kembali Rajin Blusukan di Jakarta, Pengamat: Kalau Bisa Jangan Hanya di Jakarta

Soal Gibran Kembali Rajin Blusukan di Jakarta, Pengamat: Kalau Bisa Jangan Hanya di Jakarta

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengelola Pastikan Bangunan Masih Kokoh

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengelola Pastikan Bangunan Masih Kokoh

Megapolitan
Demokrat Usulkan Heru Budi di Pilkada Jakarta, Pengamat: Tampaknya Belum Ada Kader Internal yang Pas

Demokrat Usulkan Heru Budi di Pilkada Jakarta, Pengamat: Tampaknya Belum Ada Kader Internal yang Pas

Megapolitan
Sopir Taksi Online yang Sebut Penumpang Pelacur di Pademangan Sudah Dipecat

Sopir Taksi Online yang Sebut Penumpang Pelacur di Pademangan Sudah Dipecat

Megapolitan
Menghitung Munculnya Poros Ketiga Pilkada Jakarta

Menghitung Munculnya Poros Ketiga Pilkada Jakarta

Megapolitan
Pengamat: Heru Budi Punya Modal Sosial Maju Pilkada Jakarta

Pengamat: Heru Budi Punya Modal Sosial Maju Pilkada Jakarta

Megapolitan
Pemprov Jakarta Kaji Wacana Sekolah Swasta Gratis Pakai KJP

Pemprov Jakarta Kaji Wacana Sekolah Swasta Gratis Pakai KJP

Megapolitan
Gibran Rajin Blusukan di Jakarta, Pengamat: Mungkin Upaya untuk Semakin Akrab dengan Warga Sebelum Dilantik

Gibran Rajin Blusukan di Jakarta, Pengamat: Mungkin Upaya untuk Semakin Akrab dengan Warga Sebelum Dilantik

Megapolitan
15 Armada Biskita Trans Depok Mengaspal Pertengahan Juli 2024

15 Armada Biskita Trans Depok Mengaspal Pertengahan Juli 2024

Megapolitan
Sopir Taksi Online yang Ugal-ugalan dan Sebut Penumpang Pelacur Minta Maaf, Kasus Berakhir Damai

Sopir Taksi Online yang Ugal-ugalan dan Sebut Penumpang Pelacur Minta Maaf, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com