Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merawat Mereka yang Terabaikan...

Kompas.com - 21/06/2016, 16:06 WIB

Dana sendiri

Sejak didirikan tahun 1995 oleh Gendu Mulyatip, panti rehabilitasi kejiwaan Yayasan Galuh mencari sumber dana sendiri untuk merawat pasien.

Gendu berjuang menghidupi pasien dengan mengandalkan bantuan keluarga pasien, donatur, dan bantuan tidak tetap dari pemerintah.

Gendu meninggal pada 2011 dan menyerahkan pengelolaan yayasan kepada anaknya, Suhanda.

Tahun 2014, panti yang berdiri di atas lahan seluas 4.000 meter persegi di ujung Gang Bambu Kuning IX itu membangun sejumlah fasilitas baru, seperti bangsal, ruang isolasi, lapangan berlantai beton, dan aula yang juga menjadi ruang makan.

Pembangunan itu sepenuhnya didanai sebuah lembaga sosial yang menjadi donatur tetap.

Namun, yayasan yang dikelola 40 pengurus itu masih kewalahan memenuhi biaya operasional.

Sejumlah pengurus yang diperbantukan untuk merawat pasien hanya digaji Rp 200.000 per bulan.

Kebanyakan donatur memberikan bantuan berupa barang, seperti mesin cuci, televisi, atau meja-kursi.

Pemerintah Kota Bekasi menyumbang sekitar 210 karung atau setara 10,5 ton beras per tahun.

Kebutuhan beras di panti itu untuk makan pasien dan pengurus mencapai 720 karung beras per tahun.

”Memang ada bantuan dana Rp 180 juta dari Kementerian Sosial setiap tahun untuk 200 pasien. Rata-rata setiap pasien mendapat Rp 900.000 per tahun. Nyatanya, biaya operasional yayasan dan makan pasien jauh lebih besar,” ucap Nina.

Persoalan serupa dihadapi panti rehabilitasi kejiwaan Yayasan Jamrud Biru di Jalan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi. Kondisi yayasan yang berdiri sejak tahun 2012 ini lebih memprihatinkan.

Yayasan ini masih mengontrak lahan seluas 700 meter persegi dengan harga Rp 45 juta per tahun.

”Tahun ini kami masih kekurangan uang Rp 15 juta untuk bayar kontrakan,” ucap Suharyono, pendiri dan terafis di Yayasan Jamrud Biru, saat ditemui, Kamis (9/6) lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puslabfor Polri Ambil CPU dan Printer dari Gudang Perabot Jatiasih yang Terbakar

Puslabfor Polri Ambil CPU dan Printer dari Gudang Perabot Jatiasih yang Terbakar

Megapolitan
Rumah Terbakar di Kampung Padat Penduduk Tanah Abang Ternyata Toko Parfum

Rumah Terbakar di Kampung Padat Penduduk Tanah Abang Ternyata Toko Parfum

Megapolitan
Warga Protes, Heru Budi Minta Disdik Percepat Pencairan KJP Plus

Warga Protes, Heru Budi Minta Disdik Percepat Pencairan KJP Plus

Megapolitan
Soal Gibran Kembali Rajin Blusukan di Jakarta, Pengamat: Kalau Bisa Jangan Hanya di Jakarta

Soal Gibran Kembali Rajin Blusukan di Jakarta, Pengamat: Kalau Bisa Jangan Hanya di Jakarta

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengelola Pastikan Bangunan Masih Kokoh

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengelola Pastikan Bangunan Masih Kokoh

Megapolitan
Demokrat Usulkan Heru Budi di Pilkada Jakarta, Pengamat: Tampaknya Belum Ada Kader Internal yang Pas

Demokrat Usulkan Heru Budi di Pilkada Jakarta, Pengamat: Tampaknya Belum Ada Kader Internal yang Pas

Megapolitan
Sopir Taksi Online yang Sebut Penumpang Pelacur di Pademangan Sudah Dipecat

Sopir Taksi Online yang Sebut Penumpang Pelacur di Pademangan Sudah Dipecat

Megapolitan
Menghitung Munculnya Poros Ketiga Pilkada Jakarta

Menghitung Munculnya Poros Ketiga Pilkada Jakarta

Megapolitan
Pengamat: Heru Budi Punya Modal Sosial Maju Pilkada Jakarta

Pengamat: Heru Budi Punya Modal Sosial Maju Pilkada Jakarta

Megapolitan
Pemprov Jakarta Kaji Wacana Sekolah Swasta Gratis Pakai KJP

Pemprov Jakarta Kaji Wacana Sekolah Swasta Gratis Pakai KJP

Megapolitan
Gibran Rajin Blusukan di Jakarta, Pengamat: Mungkin Upaya untuk Semakin Akrab dengan Warga Sebelum Dilantik

Gibran Rajin Blusukan di Jakarta, Pengamat: Mungkin Upaya untuk Semakin Akrab dengan Warga Sebelum Dilantik

Megapolitan
15 Armada Biskita Trans Depok Mengaspal Pertengahan Juli 2024

15 Armada Biskita Trans Depok Mengaspal Pertengahan Juli 2024

Megapolitan
Sopir Taksi Online yang Ugal-ugalan dan Sebut Penumpang Pelacur Minta Maaf, Kasus Berakhir Damai

Sopir Taksi Online yang Ugal-ugalan dan Sebut Penumpang Pelacur Minta Maaf, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Anies-Andika Dianggap Bisa Saling Melengkapi di Pilkada Jakarta 2024

Anies-Andika Dianggap Bisa Saling Melengkapi di Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Polisi Selidiki Sosok Pria Pembawa Koper di TKP Penemuan Mayat Wanita dalam Rumah Kos Cipayung

Polisi Selidiki Sosok Pria Pembawa Koper di TKP Penemuan Mayat Wanita dalam Rumah Kos Cipayung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com