Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Jakpus Juga Ikut Pantau Jukir Liar imbas Kasus Pungli di Masjid Istiqlal

Kompas.com - 01/07/2024, 12:22 WIB
Shela Octavia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma mengatakan, pihaknya akan mempertebal tim pemantauan juru parkir (jukir) liar di wilayah Jakarta Pusat.

Dhany menyampaikan, hal ini sejalan dengan instruksi dari Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

“Secara fungsi (pemantauan jukir) memang dijalankan oleh Dinas Perhubungan (Dishub), cuma dalam pelaksanaan, untuk mempertebal petugas Dishub, nanti kita lakukan secara terpadu,” ujar Dhany Sukma saat ditemui di RPTRA Pulo Gundul, Johar Baru, Jakarta Pusat pada Senin (1/7/2024).

Baca juga: Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dhany menyampaikan, tim terpadu ini akan melibatkan Satpol PP dan Satgas Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial.

“Kalau terpadu, Insya Allah akan saling mengisi. Jadi, keterbatasan jumlah bisa kita tutupi dengan kita melakukan aktivitas terpadu,” lanjut dia.

Untuk saat ini, titik-titik yang menjadi perhatian adalah sekitar Masjid Istiqlal dan minimarket. Dhany mengatakan, lokasi-lokasi ini akan ditata kembali dan ditertibkan.

Patut diketahui, peristiwa pungutan liar berkedok uang parkir terjadi di sekitar Masjid Istiqlal pada Jumat (21/6/2024) lalu. Saat itu, dua bus wisata diminta untuk membayar Rp300.000 oleh 6-7 preman yang mengerubungi bus.

Awalnya, pihak travel menolak untuk membayarkan uang yang diminta karena mereka tidak berniat untuk parkir di sekitar Istiqlal.

Ketika, bus wisata menuju area parkir di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, ternyata bus itu dibuntuti oleh para preman.

Para preman sempat mengancam akan merusak bus sehingga uang senilai Rp 300.000 itu pun diberikan.

Sebelum dipalak di area Kwitang, dua bus wisata ini sudah terlebih dahulu dikenakan biaya parkir di wilayah Monas. Saat itu, mereka baru menurunkan penumpang tapi tiba-tiba ada dua preman yang menghampiri.

Kedua preman ini mengajak bus untuk ikut parkir di lokasi yang mereka tentukan. Namun, pemilik travel menolak lantaran mereka sudah menyewa tempat parkir di Stasiun Gambir.

Tidak terima, preman dari Monas ini pun membuntuti bahkan mengadang bus untuk masuk ke area parkir Stasiun Gambir.

Karena situasi menjadi tidak kondusif, pemilik travel akhirnya setuju untuk parkir di area yang ditentukan para preman dan harus merogoh kocek sebesar Rp150.000 per bus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiang Listrik Miring dan Berkarat di Pasar Minggu, Bikin Cemas Pengendara yang Lewat

Tiang Listrik Miring dan Berkarat di Pasar Minggu, Bikin Cemas Pengendara yang Lewat

Megapolitan
Polantas yang Diduga Pungli di Tol Cawang Bakal Diperiksa Propam

Polantas yang Diduga Pungli di Tol Cawang Bakal Diperiksa Propam

Megapolitan
Bocah Pelaku Pelecehan Sesama Jenis di Cisauk Sempat Pukul dan Ancam Korbannya

Bocah Pelaku Pelecehan Sesama Jenis di Cisauk Sempat Pukul dan Ancam Korbannya

Megapolitan
Viral Video Polantas Minta Uang di Tol Cawang, Dirlantas Minta Maaf

Viral Video Polantas Minta Uang di Tol Cawang, Dirlantas Minta Maaf

Megapolitan
Armada Transjakarta Dinilai Minim, Warga: 'Special Mention' untuk Koridor 3 dan 3E

Armada Transjakarta Dinilai Minim, Warga: "Special Mention" untuk Koridor 3 dan 3E

Megapolitan
Ini Penyebab Mengapa Polisi Belum Tindak Lanjuti Kasus Penjarahan di Rusunawa Marunda

Ini Penyebab Mengapa Polisi Belum Tindak Lanjuti Kasus Penjarahan di Rusunawa Marunda

Megapolitan
Motor Penghuni Kos di Mampang Dicuri, Warga: Pelaku Bobol Gembok Tanpa Bekas Potongan

Motor Penghuni Kos di Mampang Dicuri, Warga: Pelaku Bobol Gembok Tanpa Bekas Potongan

Megapolitan
Tak Lagi Disubsidi di 2025, Tarif Biskita Trans Pakuan Bogor Terancam Naik

Tak Lagi Disubsidi di 2025, Tarif Biskita Trans Pakuan Bogor Terancam Naik

Megapolitan
Mobil Kabur Usai Isi Bensin, Petugas SPBU Bekasi: Kondisi Saat Itu Sepi

Mobil Kabur Usai Isi Bensin, Petugas SPBU Bekasi: Kondisi Saat Itu Sepi

Megapolitan
Kurir Transaksi Narkoba di Parkiran Utara RS Fatmawati, Diduga karena Tak Banyak Petugas

Kurir Transaksi Narkoba di Parkiran Utara RS Fatmawati, Diduga karena Tak Banyak Petugas

Megapolitan
Biaya Operasional Biskita Trans Pakuan Bogor Capai Rp 58 Miliar Setahun

Biaya Operasional Biskita Trans Pakuan Bogor Capai Rp 58 Miliar Setahun

Megapolitan
Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Milik Selebgram Fuji untuk Keperluan Pribadi

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Milik Selebgram Fuji untuk Keperluan Pribadi

Megapolitan
Pengemudi Mobil Pelat Dinas Cekcok dengan Sopir Taksi di Semanggi, Polisi Sebut Belum Ada Laporan

Pengemudi Mobil Pelat Dinas Cekcok dengan Sopir Taksi di Semanggi, Polisi Sebut Belum Ada Laporan

Megapolitan
Dishub Bogor Minta Pengalihan Pengelolaan Biskita Dilakukan Bertahap

Dishub Bogor Minta Pengalihan Pengelolaan Biskita Dilakukan Bertahap

Megapolitan
Kapolda Metro Akui Pemberkasan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Berjalan Lambat

Kapolda Metro Akui Pemberkasan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Berjalan Lambat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com