JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma mengatakan, pihaknya akan mempertebal tim pemantauan juru parkir (jukir) liar di wilayah Jakarta Pusat.
Dhany menyampaikan, hal ini sejalan dengan instruksi dari Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
“Secara fungsi (pemantauan jukir) memang dijalankan oleh Dinas Perhubungan (Dishub), cuma dalam pelaksanaan, untuk mempertebal petugas Dishub, nanti kita lakukan secara terpadu,” ujar Dhany Sukma saat ditemui di RPTRA Pulo Gundul, Johar Baru, Jakarta Pusat pada Senin (1/7/2024).
Baca juga: Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati
Dhany menyampaikan, tim terpadu ini akan melibatkan Satpol PP dan Satgas Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial.
“Kalau terpadu, Insya Allah akan saling mengisi. Jadi, keterbatasan jumlah bisa kita tutupi dengan kita melakukan aktivitas terpadu,” lanjut dia.
Untuk saat ini, titik-titik yang menjadi perhatian adalah sekitar Masjid Istiqlal dan minimarket. Dhany mengatakan, lokasi-lokasi ini akan ditata kembali dan ditertibkan.
Patut diketahui, peristiwa pungutan liar berkedok uang parkir terjadi di sekitar Masjid Istiqlal pada Jumat (21/6/2024) lalu. Saat itu, dua bus wisata diminta untuk membayar Rp300.000 oleh 6-7 preman yang mengerubungi bus.
Awalnya, pihak travel menolak untuk membayarkan uang yang diminta karena mereka tidak berniat untuk parkir di sekitar Istiqlal.
Ketika, bus wisata menuju area parkir di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, ternyata bus itu dibuntuti oleh para preman.
Para preman sempat mengancam akan merusak bus sehingga uang senilai Rp 300.000 itu pun diberikan.
Sebelum dipalak di area Kwitang, dua bus wisata ini sudah terlebih dahulu dikenakan biaya parkir di wilayah Monas. Saat itu, mereka baru menurunkan penumpang tapi tiba-tiba ada dua preman yang menghampiri.
Kedua preman ini mengajak bus untuk ikut parkir di lokasi yang mereka tentukan. Namun, pemilik travel menolak lantaran mereka sudah menyewa tempat parkir di Stasiun Gambir.
Tidak terima, preman dari Monas ini pun membuntuti bahkan mengadang bus untuk masuk ke area parkir Stasiun Gambir.
Karena situasi menjadi tidak kondusif, pemilik travel akhirnya setuju untuk parkir di area yang ditentukan para preman dan harus merogoh kocek sebesar Rp150.000 per bus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.