Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirikan Tenda di Depan Kantor UNHCR, Pengungsi: Kami Minta Keadilan dan Diberikan Hak sebagai Manusia

Kompas.com - 01/07/2024, 19:50 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga negara Myanmar, Muhammad Amin (29) mengaku, sengaja mendirikan tenda di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Setiabudi, Jakarta Selatan karena ingin menuntut keadilan.

“Bukan tanpa alasan kami mendirikan tenda di sini. Kami ingin keadilan dan diberikan hak kami sebagai manusia,” ujar dia kepada wartawan, Senin (1/7/2024).

Amin bersama 20 WNA lainnya mendirikan belasan tenda di depan kantor UNHCR sejak sembilan bulan lalu.

Baca juga: Melihat Tenda Pengungsi di Depan Kantor UNHCR yang Disebut Heru Budi Ganggu Estetika Kota

“Jadi di sini datangnya enggak barengan. Satu, satu, gitu. Kami semua berasal dari negara konflik, antara lain Myanmar, Sudan, Irak, Afganistan, dan masih banyak lagi,” tutur dia.

Amin menerangkan, semua pengungsi yang tinggal di sini hanya ingin dipulangkan atau dikirim ke negara ketiga.

Negara ketiga yang dimaksud adalah negara netral yang bersedia menampung pengungsi.

“Tuntutan pertama kami jelas, kembali ke negara asal. Kedua, dikirim ke negara ketiga. Terakhir, diakui sebagai warga negara Indonesia,” ucap dia.

Selama berada di tenda pengungsian, kata Amin, hidupnya tak pernah tenang. Ia kesulitan mendapatkan makanan, minuman, dan akses air bersih.

Amin juga tak mendapatkan akses listrik hingga kamar mandi yang layak.

“Kadang saya enggak makan, makan berat ya maksudnya. Itu bisa tiga hari. Kalau pun makan, paling makan roti atau makanan ringan yang dikasih sama orang-orang yang melintas,” ujar dia.

Adapun keberadaan tenda pengungsi di sepanjang Jalan Setiabudi Selatan telah mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut tenda-tenda dari para pengungsi negara konflik yang ada di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Kuningan, Jakarta Selatan, menganggu estetika kota.

Baca juga: Heru Budi Sebut Tenda Pengungsi UNHCR di Kuningan Ganggu Estetika Kota

"Kemarin saya lihat di berita, saya tidak banyak komentar. Tetapi itu (tenda-tenda pengungsi) mengganggu estetika kota ya," kata Heru Budi di Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2024).

Heru menyebut, pihaknya akan mengambil tindakan dalam membantu permasalahan para pengungsi.

Pemprov DKI bakal membicarakan dengan Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) untuk menentukan solusi terbaik yang akan diambil dari sisi kemanusiaan.

"Nanti kami bicara (tindakan), ini kan masalah kemanusiaan. Jadi kami akan bicara dengan UNHCR gimana caranya supaya mereka terakomodir dari sisi kemanusian dan tidak mengganggu," ucap Heru.

Eks Wali Kota Jakarta Utara tersebut mengatakan, ia sudah mengunjungi lokasi dan melihat bagaimana kondisi para pengungsi di sana.

"Kemarin saya sudah (cek). Nanti bersama Wali Kota dan Kesbangpol kami cek," tutur dia.

Baca juga: Pemerintah Dorong UNHCR Berunding Cari Solusi Buat Pengungsi Rohingya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Megapolitan
Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Megapolitan
GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

Megapolitan
Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Megapolitan
Menyambangi 'Urban Farming' di Permukiman Padat Penduduk Kembangan Jakbar

Menyambangi "Urban Farming" di Permukiman Padat Penduduk Kembangan Jakbar

Megapolitan
Wanita Paruh Baya Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos, Korban Dikenal Ramah

Wanita Paruh Baya Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos, Korban Dikenal Ramah

Megapolitan
Karumkit Polri: Tidak Ditemukan Luka pada Mayat Wanita yang Tewas di Kos Cipayung

Karumkit Polri: Tidak Ditemukan Luka pada Mayat Wanita yang Tewas di Kos Cipayung

Megapolitan
Ada Pembangunan UOB Entrance dan MRT Tunnel, Dishub Rekayasa Lalu Lintas Dua Jalan Ini

Ada Pembangunan UOB Entrance dan MRT Tunnel, Dishub Rekayasa Lalu Lintas Dua Jalan Ini

Megapolitan
Hendak Cari Angin, Pasangan Kekasih di Tapos Depok Malah Kena Begal

Hendak Cari Angin, Pasangan Kekasih di Tapos Depok Malah Kena Begal

Megapolitan
Petugas Imigrasi Jaksel Tangkap 8 WNA yang Diduga Membuat Dollar AS Palsu

Petugas Imigrasi Jaksel Tangkap 8 WNA yang Diduga Membuat Dollar AS Palsu

Megapolitan
Apresiasi Pameran Flona 2024, Pj Heru: Semoga Jakarta Bisa Terus Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Apresiasi Pameran Flona 2024, Pj Heru: Semoga Jakarta Bisa Terus Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Pelecehan Sesama Jenis yang Melibatkan Anak di Bawah Umur di Cisauk

Polisi Selidiki Kasus Pelecehan Sesama Jenis yang Melibatkan Anak di Bawah Umur di Cisauk

Megapolitan
Kelompok Begal Rampas Motor di Tapos Depok, Korban Kena Bacok dan Dihantam Balok

Kelompok Begal Rampas Motor di Tapos Depok, Korban Kena Bacok dan Dihantam Balok

Megapolitan
Terjerat Kasus Penggelapan Uang, Polisi Tahan Eks Manajer Selebgram Fuji

Terjerat Kasus Penggelapan Uang, Polisi Tahan Eks Manajer Selebgram Fuji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com