Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Kompas.com - 01/06/2024, 12:20 WIB
Rizky Syahrial,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan bernama Karina (29) menjadi korban pencurian ponsel di dalam bus Transjakarta, Jumat (31/5/2024) sore. Ia kehilangan ponsel merek Samsung S23 Ultra warna hijau senilai Rp 19 juta.

Kejadian bermula ketika Karina pulang dari kantornya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, sekitar pukul 16.30 WIB.

Seperti biasa, Karina hendak pulang ke indekos dengan menggunakan bus Transjakarta ke arah Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.

"Awalnya saya pulang kantor naik Transjakarta nomor 3F jurusan Stadion GBK-Kalideres. Setelah itu, ada transit pemumpang di Halte Slipi Kemanggisan," ucap Karina saat ditemui di Polsek Palmerah.

Saat bus berhenti untuk transit di Halte Slipi Kemanggisan, Karina berdiri di depan pintu bus. Ia tak beranjak lantaran akan turun di halte selanjutnya.

Baca juga: Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

"Banyak yang naik turun, saya tetap berdiri di depan pintu. Jadi saya tersenggol banyak orang kan," terang Karina.

"Saya saat itu sambil dengar lagu di headset," lanjutnya.

Setelah menurunkan penumpang, bus kembali melaju meninggalkan Halte Slipi Kemanggisan.

Tak berapa lama, Karina yang ketika itu sedang mendengarkan lagu dari ponsel, menyadari bahwa jaringan bluetooth pada headset nirkablenya terputus.

"Tiba-tiba koneksi bluetooth headset saya terputus. Saya cek ponsel saya di saku kanan sudah hilang," kata dia.

Lantaran bus tengah melaju, Karina tak bisa berbuat banyak. Mau tidak mau, ia harus menunggu bus berhenti di halte berikutnya.

"Sampai di halte saya minta petugas untuk menghubungkan internet ke laptop saya, untuk mencari ponsel melalui Google," jelas dia.

"Nah ponsel saya masih terlacak saat itu di Jalan Gatot Soebroto," katanya lagi.

Karina juga sempat meminta petugas Transjakarta untuk menghubungi ponselnya. Seseorang yang diduga pelaku pencurian sempat mengangkat panggilan itu.

"Sempat diangkat, tapi dia enggak ngomong sama sekali, kemudian ditutup teleponnya," papar dia.

Setelahnya, ponsel Karina tak bisa terlacak lagi.

Karina pun langsung melaporkan kejadian ini ke Polsek Palmerah. Menurutnya, polisi bakal menindaklanjuti laporan tersebut.

"Sudah diterima laporannya, saya memberikan keterangan juga. Dan sekarang menunggu kabar selanjutnya dari kepolisian," lanjut dia.

Baca juga: Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Karina berharap polisi bisa menemukan ponselnya dan menangkap pelaku agar tak ada penumpang lain bus Transjakarta yang mengalami hal serupa.

"Kalau bisa dikembalikan, saya bersyukur. Tapi kalau tidak bisa, setidaknya ada efek jera untuk pelaku dan komplotannya," ucap Karina.

Karina juga meminta setiap bus Transjakarta melengkapi armada dengan petugas yang berjaga.

"Memang idealnya ada petugas setiap bus. Nah kebetulan bus saya tidak ada petugasnya," papar Karina.

"Sehingga apabila ada petugas, masyarakat yang mengalami hal sama langsung melapor agar petugas di halte bisa memblokade supaya pencopet tidak lari," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

WNI di Kamboja Otak Penipuan Modus “Like” dan “Subscribe” Gunakan 15 Rekening Bank Indonesia

WNI di Kamboja Otak Penipuan Modus “Like” dan “Subscribe” Gunakan 15 Rekening Bank Indonesia

Megapolitan
600 Warga Bisa Terdampak Pemadaman Listrik Akibat Pencurian Kabel PLN di Tambora

600 Warga Bisa Terdampak Pemadaman Listrik Akibat Pencurian Kabel PLN di Tambora

Megapolitan
Kakak Beradik di Bogor Gunakan Akun Palsu untuk Rekrut Selebgram Promosi Judi Online

Kakak Beradik di Bogor Gunakan Akun Palsu untuk Rekrut Selebgram Promosi Judi Online

Megapolitan
PLN Merugi Rp 25 Juta karena Pencurian Kabel Listrik di Tambora

PLN Merugi Rp 25 Juta karena Pencurian Kabel Listrik di Tambora

Megapolitan
Tak Mampu Beli Tiket Kolam Renang, Anak-anak di Pademangan Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular

Tak Mampu Beli Tiket Kolam Renang, Anak-anak di Pademangan Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular

Megapolitan
Bantahan Ormas Soal Pungli ke Pengendara yang Melintas di Samping RTH Kalijodo: Tak Ada Sejarahnya Cuma Lewat Bayar

Bantahan Ormas Soal Pungli ke Pengendara yang Melintas di Samping RTH Kalijodo: Tak Ada Sejarahnya Cuma Lewat Bayar

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan ke LPSK Usai Digeledah KPK Terkait Kasus Harun Masiku

Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan ke LPSK Usai Digeledah KPK Terkait Kasus Harun Masiku

Megapolitan
Jadwal Konser Jakarta Fair Juli 2024

Jadwal Konser Jakarta Fair Juli 2024

Megapolitan
Dua Penipu “Like” dan “Subscribe” yang Tertangkap Bertugas Bikin Rekening

Dua Penipu “Like” dan “Subscribe” yang Tertangkap Bertugas Bikin Rekening

Megapolitan
Cegah Pencurian, PLN Minta Masyarakat Segera Lapor jika Lihat Orang Mencurigakan di Sekitar Instalasi Listrik

Cegah Pencurian, PLN Minta Masyarakat Segera Lapor jika Lihat Orang Mencurigakan di Sekitar Instalasi Listrik

Megapolitan
Dua Pria di Jakbar Jual 9 Kg Kabel PLN Curian Seharga Rp 1 Juta

Dua Pria di Jakbar Jual 9 Kg Kabel PLN Curian Seharga Rp 1 Juta

Megapolitan
Kakak Beradik di Bogor Rekrut 70 Selebgram untuk Promosikan 16 Situs Judi 'Online' Sejak 2022

Kakak Beradik di Bogor Rekrut 70 Selebgram untuk Promosikan 16 Situs Judi "Online" Sejak 2022

Megapolitan
Pemkot Depok Sediakan Beasiswa untuk Siswa Tidak Mampu yang Gagal Lolos PPDB

Pemkot Depok Sediakan Beasiswa untuk Siswa Tidak Mampu yang Gagal Lolos PPDB

Megapolitan
PLN Sebut Pencurian Kabel di Tambora Bisa Bikin Korsleting dan Ledakan

PLN Sebut Pencurian Kabel di Tambora Bisa Bikin Korsleting dan Ledakan

Megapolitan
Walkot Idris Akui Jumlah SMA di Depok Masih Kurang

Walkot Idris Akui Jumlah SMA di Depok Masih Kurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com