Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Pasar Buku Kenari yang Kini Sepi dan Terlupakan...

Kompas.com - 03/02/2023, 09:52 WIB
Xena Olivia,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pasar Buku Kenari baru diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 2019 lalu, namun seakan sudah terlupakan.

Meski sempat viral di Twitter pada tahun yang sama, suasana sentra buku bekas itu kini terpantau sepi.

Kompas.com mengunjungi sentra buku bekas itu pada Rabu (2/2/2023).

Pasar buku yang juga dikenal dengan nama Jakbook itu tepatnya terletak di Jalan Salemba Raya, Kenari, Senen, Jakarta Pusat.

Berlokasi di jantung ibu kota, akses menuju ke sana mudah dijangkau dengan transportasi umum. 

Terdapat halte Bus TransJakarta UI Salemba yang hanya berjarak sekitar 650 meter dari Pasar Kenari.

Baca juga: Pasar Buku Kenari: Surga Kutu Buku yang Sepi Pengunjung

Saat baru tiba di Pasar Kenari, jangan kaget jika tak bisa menemukan toko buku

Sebab, lantai dasar pasar itu memang diisi oleh toko yang menjual peralatan listrik. Banyak kios pedagang yang menjajakan lampu-lampu cantik.

 

Adapun sentra toko buku di Pasar Kenari terdapat di lantai tiga. 

Terdapat dua pilihan untuk bisa ke lantai tiga, yaitu tangga dan eskalator.

Namun, sayangnya beberapa eskalator terpantau sedang dalam perbaikan.

Sepi Meski fasilitas lengkap

Suasana di lantai tiga 180 derajat berbeda dari dua lantai di bawahnya.

Apabila sebelumnya pengunjung disambut kios-kios yang berimpitan, Pasar Buku Kenari memiliki area yang luas dan lega.

Pencahayaannya terang, ada mesin pendingin dan terdapat himbauan untuk tidak merokok.

Areanya pun bersih. Selain kios-kios buku, ada area yang diisi rumput sintetis dan tempat bagi pengunjung untuk duduk-duduk.

Pasar Buku Kenari, Senen, Jakarta Pusat, terpantau sepi pada Rabu (2/2/2023). (KOMPAS.com/Xena Olivia)Xena Olivia Pasar Buku Kenari, Senen, Jakarta Pusat, terpantau sepi pada Rabu (2/2/2023). (KOMPAS.com/Xena Olivia)

Total, terdapat 65 kios di lantai tiga. Namun, saat Kompas.com berkunjung ke sana, hanya ada 10 kios yang buka.

Pengunjung yang berlalu lalang juga jumlahnya tidak banyak dan bisa dihitung jari. 

 

Namun, sepinya suasana sentra buku bekas itu justru memberi keleluasaan dan rasa nyaman saat memilih dan melihat-lihat buku.

Baca juga: Yuk Intip Buku Bekas di Kwitang, Mulai dari Novel hingga Edukasi

Lantai tiga Pasar Kenari itu juga menyediakan banyak fasilitas, seperti ATM BCA, toilet bersih, minimarket, dan kantin.

Sayangnya, dari area kantin yang cukup luas dan bisa diisi banyak kios, hanya dua yang buka.

Area makannya juga relatif gelap, sehingga suasananya tidak begitu nyaman.

Pedagangnya Berasal dari Kwitang dan Pasar Senen

Kebanyakan pedagang di Pasar Buku Kenari berasal dari Kwitang dan Pasar Senen.

Berawal dari jualan kaki lima, pedagang-pedagang ini melewati banyak tantangan untuk bisa mendapatkan lahan berjualan.

Pada 2008, pedagang buku di Kwitang tergusur dari lapak mereka karena tak adanya izin berjualan. 

Sementara pada 2017, terjadi kebakaran besar di Pasar Senen yang membuat para pedagang buku harus mencari lapak baru. 

Bang Jay adalah salah satu pedagang yang berhasil melewati tantangan itu. Baginya, memiliki kios di Pasar Buku Kenari ini sudah jadi kepuasan tersendiri.

“Lebih nyaman, lebih santai dibanding kaki lima,” katanya sembari membereskan tumpukan komik.

“Di samping kaki lima, tenaga udah berkurang. Dulu jualan fokusnya bercabang, takut begini, begitu (ada aparat ketertiban). Sekarang udah enggak. Buka toko, duduk santai, baca buku,” tambahnya.

Baca juga: Kisah Subhil, Pedagang Buku di Kwitang yang Bertahan di Impitan Era Digital

Bang Jay, salah satu pemilik kios buku di Pasar Buku Kenari, Rabu (2/2/2023). (KOMPAS.com/Xena Olivia)Xena Olivia Bang Jay, salah satu pemilik kios buku di Pasar Buku Kenari, Rabu (2/2/2023). (KOMPAS.com/Xena Olivia)

Setiap hari toko Bang Jay buka dari pukul 08.30 sampai 17.00. 

Buku yang dijual Bang Jay beragam, dibanderol mulai dari harga Rp 5.000 untuk komik dan jutaan untuk buku-buku kedokteran.

Bang Jay juga terbuka bagi pengunjung yang ingin memilih bacaan sambil duduk-duduk santai di tokonya.

Namun ia mengakui, minimnya pengunjung di Pasar Buku Kenari menjadi tantangan tersendiri.

“Ya, kadang ramai, kadang sepi. Kadang enggak dapat apa-apa sama sekali, sehari-dua hari,” katanya.

Baca juga: Pedagang Pasar Buku Kwitang Sulit Dapat Lahan Sejak 2008

Untuk dapat bertahan, pria asal Sumatera itu juga menjual buku-bukunya secara daring.

“Sekarang ini penjual sebenarnya tidak membutuhkan lahan. Tinggal foto, posting (di e-commerce atau sosial media), kirim. Pembelinya juga dari Sabang sampai Merauke,” tuturnya.

Namun, berjualan secara daring juga bukan tanpa tantangan. Sebab, ia harus bersaing dengan banyak toko buku online lainnya.

“Kalau online jangan mahal aja yang penting. Kalau mahal ya, enggak ada yang melirik. Karena di online banyak yang jual sama,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Horor' di Jakarta pada Rabu Sore: Banjir, Pohon Tumbang, dan Macet Jadi Satu | Rajinnya Gibran Blusukan di Jakarta

[POPULER JABODETABEK] Horor" di Jakarta pada Rabu Sore: Banjir, Pohon Tumbang, dan Macet Jadi Satu | Rajinnya Gibran Blusukan di Jakarta

Megapolitan
Pengemudi Mobil Pelat Dinas Cekcok dengan Sopir Taksi di Kolong Simpang Susun Semanggi

Pengemudi Mobil Pelat Dinas Cekcok dengan Sopir Taksi di Kolong Simpang Susun Semanggi

Megapolitan
Dinas PPAPP Jakarta Periksa Psikologis Perempuan di Cengkareng yang Dijual Pacarnya untuk Open BO

Dinas PPAPP Jakarta Periksa Psikologis Perempuan di Cengkareng yang Dijual Pacarnya untuk Open BO

Megapolitan
SMPN 3 Depok Gelar Audiensi dengan Orangtua Atlet Senam Berprestasi yang Gagal Lolos PPDB

SMPN 3 Depok Gelar Audiensi dengan Orangtua Atlet Senam Berprestasi yang Gagal Lolos PPDB

Megapolitan
Cerita Yanwar, Kantongi Uang Rp 1 Juta Per Minggu dari Jualan Kopi Keliling

Cerita Yanwar, Kantongi Uang Rp 1 Juta Per Minggu dari Jualan Kopi Keliling

Megapolitan
Pohon Setinggi 15 Meter Tumbang Timpa Bedeng Milik Warga di Cakung

Pohon Setinggi 15 Meter Tumbang Timpa Bedeng Milik Warga di Cakung

Megapolitan
Polisi Buru Pria Paruh Baya yang Diduga Lecehkan Wartawan di Alun-alun Bogor

Polisi Buru Pria Paruh Baya yang Diduga Lecehkan Wartawan di Alun-alun Bogor

Megapolitan
Pengguna Transportasi Publik di Jakarta Hanya 18,86 Persen

Pengguna Transportasi Publik di Jakarta Hanya 18,86 Persen

Megapolitan
45 Bungkus Teh China Isi Sabu Hasil Penggerebekan di RS Fatmawati Diduga dari Jaringan Internasional

45 Bungkus Teh China Isi Sabu Hasil Penggerebekan di RS Fatmawati Diduga dari Jaringan Internasional

Megapolitan
Sempat Halangi Akses Warga, Pohon Tumbang di Cakung Barat Kini Sudah Dievakuasi

Sempat Halangi Akses Warga, Pohon Tumbang di Cakung Barat Kini Sudah Dievakuasi

Megapolitan
Korban Kebakaran Kampung Bali Minta Pemerintah Bantu Bangun Ulang Rumah Mereka

Korban Kebakaran Kampung Bali Minta Pemerintah Bantu Bangun Ulang Rumah Mereka

Megapolitan
Perempuan di yang Dijual Pacarnya di Cengkareng Pergi dari Rumah Setelah Bertengkar dengan Orangtuanya

Perempuan di yang Dijual Pacarnya di Cengkareng Pergi dari Rumah Setelah Bertengkar dengan Orangtuanya

Megapolitan
Masyarakat Tak Perlu Khawatir, Bapanas Pastikan Harga dan Stok Pangan di Pasar Bogor Aman

Masyarakat Tak Perlu Khawatir, Bapanas Pastikan Harga dan Stok Pangan di Pasar Bogor Aman

Megapolitan
Diprediksi Akan Duduki Kursi Kesembilan Usai Rekapitulasi Ulang Suara Pileg di Cilincing, Demokrat: Kami Bersyukur

Diprediksi Akan Duduki Kursi Kesembilan Usai Rekapitulasi Ulang Suara Pileg di Cilincing, Demokrat: Kami Bersyukur

Megapolitan
Ketua RT Kehilangan Sosok Suryan, Bos Gudang Perabotan di Jatiasih yang Dikenal Dermawan

Ketua RT Kehilangan Sosok Suryan, Bos Gudang Perabotan di Jatiasih yang Dikenal Dermawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com