Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Gendong Anak, Seorang Ibu "Ngadu" KJP Belum Cair ke Heru Budi

Kompas.com - 03/07/2024, 18:19 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu yang sedang menggendong anaknya tiba-tiba meneriakkan unek-uneknya soal Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang dia sebut tak kunjung cair.

Peristiwa ini terjadi saat Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengunjungi Jalan Kemanggisan Pulo I, Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (3/7/2024).

Berdasar pantauan Kompas.com, ibu tersebut tampak menembus penjagaan pengawal. Dia menyelip di antara para wartawan yang hendak mewawancarai Heru.

Meski anaknya menangis, ibu tersebut tidak gentar berteriak soal KJP yang tak kunjung cair. Padahal, Heru sudah bilang bahwa proses pencairan telah dilakukan.

"KJP belum cair Pak, belum, Pak, belum masuk, masih proses, Pak, masih proses," kata ibu tersebut dengan suara lantang.

Baca juga: KJP Plus Cair Hari Ini, Total Ada 460.143 Penerima

Mendengar teriakan itu, awak media lalu mengonfirmasi kepada Heru, apakah benar ada warga yang belum menerima KJP.

"KJP sudah cair, sudah lama. Saya tandatangan," kata eks Wali Kota Jakarta Utara tersebut usai meresmikan Rumah Barokah Palmerah yang merupakan program perbaikan rumah dan konsolidasi tanah vertikal (bebenah kampung).

Namun, ibu tersebut tetap bersikukuh mengatakan pencairan KJP belum dia diterima.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta mencatat, ada sebanyak 460.143 penerima bantuan sosial berupa Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus yang cair, Kamis (13/6/2024).

Sejumlah warga yang tercatat itu yang akan menerima program bansos KJP Plus tahap 1 gelombang pertama.

Baca juga: Pencairan Dana KJP Plus Tahap I 2024 Terlambat, Ini Alasannya

Adapun pencairan tahap 1 gelombang kedua yang totalnya 130.101 penerima akan dilakukan, setelah proses verifikasi ulang.

Tujuan program bansos KJP Plus yakni untuk membantu anak dari kalangan tidak mampu menuntaskan pendidikan wajib belajar selama 12 tahun.

Masyarakat sebagai penerima bantuan KJP Plus dari Pemprov DKI Jakarta dapat memastikan pencairan dananya dengan mengecek secara online.

Besaran KJP Plus untuk setiap peserta memiliki nilai berbeda-beda. Untuk SD atau sederajat akan menerima sekitar Rp 250.000 dengan rincian Rp Rp 135.000 adalah dana rutin dan Rp 115.000 dana berkala.

Selain itu akan ada tambahan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) untuk murid sekolah swasta sebesar Rp 130.000 per bulan yang diberikan selama enam bulan.

Sementara untuk besaran KJP Plus tingkat SMP atau sederajat yakni Rp 300.000 per bulan dan ditambah SPP untuk peserta didik dari sekolah swasta Rp 170.000 per bulan untuk enam bulan.

Sedangkan untuk SMA/Madrasah Aliyah (MA), besaran KJP Plus yang diterima yakni Rp 420.000 per bulan.

Selain itu akan ada SPP untuk peserta didik dari sekolah swasta Rp 290.000 per bulan yang diberikan selama enam bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Megapolitan
Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Megapolitan
GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

Megapolitan
Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Megapolitan
Menyambangi 'Urban Farming' di Permukiman Padat Penduduk Kembangan Jakbar

Menyambangi "Urban Farming" di Permukiman Padat Penduduk Kembangan Jakbar

Megapolitan
Wanita Paruh Baya Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos, Korban Dikenal Ramah

Wanita Paruh Baya Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos, Korban Dikenal Ramah

Megapolitan
Karumkit Polri: Tidak Ditemukan Luka pada Mayat Wanita yang Tewas di Kos Cipayung

Karumkit Polri: Tidak Ditemukan Luka pada Mayat Wanita yang Tewas di Kos Cipayung

Megapolitan
Ada Pembangunan UOB Entrance dan MRT Tunnel, Dishub Rekayasa Lalu Lintas Dua Jalan Ini

Ada Pembangunan UOB Entrance dan MRT Tunnel, Dishub Rekayasa Lalu Lintas Dua Jalan Ini

Megapolitan
Hendak Cari Angin, Pasangan Kekasih di Tapos Depok Malah Kena Begal

Hendak Cari Angin, Pasangan Kekasih di Tapos Depok Malah Kena Begal

Megapolitan
Petugas Imigrasi Jaksel Tangkap 8 WNA yang Diduga Membuat Dollar AS Palsu

Petugas Imigrasi Jaksel Tangkap 8 WNA yang Diduga Membuat Dollar AS Palsu

Megapolitan
Apresiasi Pameran Flona 2024, Pj Heru: Semoga Jakarta Bisa Terus Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Apresiasi Pameran Flona 2024, Pj Heru: Semoga Jakarta Bisa Terus Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Pelecehan Sesama Jenis yang Melibatkan Anak di Bawah Umur di Cisauk

Polisi Selidiki Kasus Pelecehan Sesama Jenis yang Melibatkan Anak di Bawah Umur di Cisauk

Megapolitan
Kelompok Begal Rampas Motor di Tapos Depok, Korban Kena Bacok dan Dihantam Balok

Kelompok Begal Rampas Motor di Tapos Depok, Korban Kena Bacok dan Dihantam Balok

Megapolitan
Terjerat Kasus Penggelapan Uang, Polisi Tahan Eks Manajer Selebgram Fuji

Terjerat Kasus Penggelapan Uang, Polisi Tahan Eks Manajer Selebgram Fuji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com