Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sudirman Said
Ketua IHN

Ketua Insitut Harkat Negeri (IHN)

Akselerasi Jakarta Menjadi Kota Global

Kompas.com - 03/07/2024, 14:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ULANG tahun Jakarta tahun ini menjadi istimewa karena ada nuansa menyongsong arah baru pembangunan pascapemindahan ibu kota.

Undang-Undang No. 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ) mengamanatkan transformasi kota menjadi motor pertumbuhan ekonomi berskala global sekaligus magnet bisnis yang menarik sumber daya dari berbagai belahan dunia.

Berbeda dengan angan-angan pribadi, cita-cita kenegaraan diundangkan untuk diwujudkan. Untuk itu, prioritas saat ini adalah menata langkah ke depan yang berpijak pada realita.

Mari kita akui bahwa Jakarta adalah jago kandang yang masih kedodoran dalam gelanggang internasional.

Global Cities Report 2023 dari Kearney menempatkan Jakarta di peringkat 74 dari 156 kota global di seluruh dunia.

Selain mengalami penurunan ranking secara drastis dari posisi 59 di tahun 2019, Jakarta juga tertinggal dari para tetangga sebaya, seperti Kuala Lumpur di peringkat 72; Bangkok (45); dan Singapura (7).

Situasi ekonomi Jakarta juga tidak baik-baik saja. Sebagai destinasi utama para pencari kerja di Tanah Air, persentase pengangguran di Jakarta malah lebih tinggi daripada nasional.

Jurang ketimpangan juga semakin lebar ditandai dengan indeks gini BPS yang memburuk sejak tahun 2018.

Seirama dengan data, potret satelit melukiskan ketimpangan warga secara nyata. Di tengah gagahnya gugusan pencakar langit, satu dari lima keluarga tinggal di hunian kumuh.

Pada wilayah itu, akses pada air bersih, sanitasi, dan infrastruktur dasar lainnya yang semestinya menjadi layanan wajib bagi seluruh warga justru absen.

Mengurai berbagai kemacetan

Ketertinggalan menuntut akselerasi laju pembangunan yang akan mengangkat kesejahteraan seluruh warga. Mobil balap hanya bisa meraih top speed di sirkuit yang mulus.

Oleh sebab itu, kepemimpinan Jakarta ke depan harus mampu mengurai setidaknya tiga bentuk kemacetan yang selama ini merintangi kemajuan kota.

Kemacetan pertama tentunya adalah kemacetan lalu lintas. Menurut Tomtom Traffic Index 2023, kemacetan Jakarta lebih buruk dibandingkan kota-kota lain di Asia seperti New Delhi di India dan Bangkok di Thailand.

Meski sebagian warga mulai memaklumi kesuntukan di jalan, kerugian yang diakibatkan kemacetan terlalu besar untuk diabaikan.

Produktivitas adalah syarat mutlak kemajuan dan kesejahteraan. Sementara kemacetan merenggut lebih dari 100 jam waktu warga setiap tahunnya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Megapolitan
Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Megapolitan
GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

Megapolitan
Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Megapolitan
Menyambangi 'Urban Farming' di Permukiman Padat Penduduk Kembangan Jakbar

Menyambangi "Urban Farming" di Permukiman Padat Penduduk Kembangan Jakbar

Megapolitan
Wanita Paruh Baya Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos, Korban Dikenal Ramah

Wanita Paruh Baya Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos, Korban Dikenal Ramah

Megapolitan
Karumkit Polri: Tidak Ditemukan Luka pada Mayat Wanita yang Tewas di Kos Cipayung

Karumkit Polri: Tidak Ditemukan Luka pada Mayat Wanita yang Tewas di Kos Cipayung

Megapolitan
Ada Pembangunan UOB Entrance dan MRT Tunnel, Dishub Rekayasa Lalu Lintas Dua Jalan Ini

Ada Pembangunan UOB Entrance dan MRT Tunnel, Dishub Rekayasa Lalu Lintas Dua Jalan Ini

Megapolitan
Hendak Cari Angin, Pasangan Kekasih di Tapos Depok Malah Kena Begal

Hendak Cari Angin, Pasangan Kekasih di Tapos Depok Malah Kena Begal

Megapolitan
Petugas Imigrasi Jaksel Tangkap 8 WNA yang Diduga Membuat Dollar AS Palsu

Petugas Imigrasi Jaksel Tangkap 8 WNA yang Diduga Membuat Dollar AS Palsu

Megapolitan
Apresiasi Pameran Flona 2024, Pj Heru: Semoga Jakarta Bisa Terus Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Apresiasi Pameran Flona 2024, Pj Heru: Semoga Jakarta Bisa Terus Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Pelecehan Sesama Jenis yang Melibatkan Anak di Bawah Umur di Cisauk

Polisi Selidiki Kasus Pelecehan Sesama Jenis yang Melibatkan Anak di Bawah Umur di Cisauk

Megapolitan
Kelompok Begal Rampas Motor di Tapos Depok, Korban Kena Bacok dan Dihantam Balok

Kelompok Begal Rampas Motor di Tapos Depok, Korban Kena Bacok dan Dihantam Balok

Megapolitan
Terjerat Kasus Penggelapan Uang, Polisi Tahan Eks Manajer Selebgram Fuji

Terjerat Kasus Penggelapan Uang, Polisi Tahan Eks Manajer Selebgram Fuji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com